running text

WELCOME TO MY BLOG...

Tuesday, September 18, 2012

Mengenal Pesawat Capung.....(part 2)


 Tulisan ini merupakan kelanjutan dari Mengenal Pesawat Capung


Pesawat capung milik AMA

Ok, setelah kita berkenalan dengan pesawatnya sekarang mari kita berkenalan dengan perusahaan penerbangan alias maskapai yang mengoperasikan pesawat-pesawat tersebut. Maskapai-maskapai ini memiliki kantor di Wamena dan melayani penerbangan ke wilayah
sekitarnya, termasuk ke Nduga. Maskapai-maskapai tersebut adalah:



1.      MAF (Mission Aviation Fellowship)
Merupakan maskapai penerbangan non komersial milik lembaga missionaries asing. Maskapai ini terbang secara regular (tetap) ke wilayah-wilayah di sekitar Wamena (meliputi Kab. Nduga, Yalimo, Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yahukimo dan daerah-daerah lainnya). Biasanya kalo kita berencana terbang menggunakan jasa MAF, kita harus mengisi formulir permintaan penerbangan pada hari senin atau selasa dan pihak MAF akan membacakan sket (jadwal penerbangan) melalui radio SSB pada hari kamis. Berhubung banyaknya wilayah atau orang yang mengajukan permintaan penerbangan, maka pihak MAF lalu akan mensortir permintaan tersebut, dan yang mendapatkan flight dibacakan dalam pembacaan sket tersebut. Jadwal yang dibacakan merupakan jadwal penerbangan untuk satu minggu kedepan. Dari situlah kita bisa tahu apakah kita mendapatkan flight atau tidak. Jadwal ini juga bisa dilihat melalui papan pengumuman yang ada didepan kantor MAF. Apabila kita belum mendapatkan flight, kita bisa mengajukan permintaan lagi…dan lagi…dan lagi…..begitu seterusnya.
Kadang sekali mengajukan permohonan bisa langsung dapat flight…tapi kadang juga sampe berbulan-bulan baru dapetnya.
MAF memiliki beberapa kantor di Papua, dan masing-masing melayani penerbangan ke wilayah sekitarnya. Yang aku tahu, MAF punya kantor di Sentani (Pusat), Wamena, Nabire, Timika….(aku ngga tau apakah mereka juga punya kantor di Merauke atau nggak). Beberapa pesawat yang dioperasikan oleh MAF wamena adalah : Caravan, Kodiak dan Cessna kecil.
Tarif tiket untuk Wamena – Mugi adalah Rp. 380.000 (free bagasi 10 kg), sedangkan tarif kelebihan bagasi adalah Rp. 9.000 per kilo.

2.      AMA (Associated Mission Aviation)
Maskapai ini merupakan maskapai milik Gereja Katolik di Tanah Papua. Tapi berbeda dengan MAF, AMA hanya melayani carter pesawat dan juga penerbangan bersubsidi (bekerjasama alias disubsidi oleh Pemkab daerah yang bersangkutan). Berhubung di Nduga belum ada penerbangan bersubsidi maka untuk terbang ke Nduga AMA hanya melayani carter pesawat. Tarif carter pesawat Caravan Wamena – Mugi (one way flight) dengan lama penerbangan 25 – 35 menit (tergantung rute yang diambil) adalah Rp. 21.500.000, sedangkan tarif untuk jenis Pilatus adalah Rp. 16.000.000.
AMA Wamena memiliki pesawat jenis Caravan dan Pilatus. Sebetulnya dulu mereka juga memiliki pesawat jenis PAC, namun pesawat tersebut sudah jatuh sehingga kini mereka hanya memiliki 2 jenis pesawat saja.

3.      Susi Air
Merupakan maskapai komersial milik swasta murni. Pemilik maskapai ini adalah seorang pengusaha wanita asal Pangandaran, Jawa Barat. Profilnya terkadang suka muncul di tivi, waktu itu sih aku pernah lihat profilnya di acara “Zero to Hero”-nya Metro TV. Yup, tidak lain dan tidak bukan beliau adalah Ibu Susi Pudjiastuti.
Susi Air Wamena melayani Carter pesawat dan juga penerbangan bersubsidi. Jenis pesawatnya adalah Caravan dan Pilatus Porter. Tapi menurut salah seorang pilotnya Susi Air Juga melayani carter Helicopter dan Pesawat Piaggio (yang terakhir ni eksklusive punya….biasanya para pejabat daerah yang mencarternya, misalnya Bupati).
Tarif carter pesawat Caravan dari Wamena ke Mugi (one way flight) adalah 29 juta, sedangkan Pilatus 20 juta…. (meni mahall euyyy…)

4.      Premi Air
Ini juga merupakan maskapai milik swasta. Hanya memiliki pesawat jenis caravan saja. Premi air hanya melayani carteran, dan menurut kepala puskesmasku (yang emang serrriiinnnggg mencarter pesawat), tarif carter Wamena-Mugi adalah sebesar 27 juta rupiah.
Tapi sejak setahun terakhir aku udah ngga pernah lihat pesawat ini lagi. Selidik punya selidik…ada salah seorang mantan pegawainya yang bilang kalo ternyata sekarang pesawatnya sudah ditarik ke Kalimantan dan mereka bekerja sama dengan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka disana. Aku ngga tau pesawatnya disana untuk apa…mungkin untuk transport karyawan kah…untuk dropping barang kah atau untuk apa….yang pasti berarti sekarang premi air udah ngga beroperasi lagi di Wamena…

5.      Qualita
Maskapai ini merupakan maskapai swasta pendatang baru di Wamena. Pesawat yang dioperasikan saat ini hanya satu jenis saja, yaitu PAC. Qualita hanya melayani carteran saja, dan untuk wilayah Nduga dia hanya melayani penerbangan ke Kenyam, Mugi, Yigi dan Paro (berhubung hanya daerah tersebut yang landasannya bisa didarati oleh pesawat jenis PAC).
Tarif carter Wamena-Mugi sekitar 25 juta rupiah.

6.      Helli Mission (Helli vida)
Awalnya bernama Helli Mission, dan hanya melayani penerbangan untuk keperluan sosial kemanusiaan. Misalnya untuk keperluan program kesehatan (carter), penjemputan pasien gawat atau lainnya. Maskapai ini hanya mengoperasikan helicopter. Dan mereka hanya mau terbang ke daerah-daerah yang tidak terjangkau dengan pesawat capung, misalnya karena medan yang terlalu sulit atau karena tidak ada landasan di daerah tersebut.
Namun sekarang maskapai ini berganti nama menjadi Helli Vida. Aku ngga tau alasan pasti kenapa mereka merubah namanya, tapi denger-denger sih karena sekarang mereka melayani carter dan bersifat lebih “open” dibanding sebelumnya. Ngga tau deh ini bener apa ngga, karena berita yang aku dengar sifatnya baru sebatas “kabar burung”


Akhirnya, selesei juga aku ngetik tentang macam-macam pesawat capung dan maskapainya. Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat buat para pembaca blog ini sekalian….khususnya buat teman-teman dokter yang berminat untuk PTT di wilayah Pegunungan Tengah Papua…

Fiuuhhh….cape juga nih ngetiknya… Apalagi selama puasa di Mugi ni aku ngga pernah sahurrr….coz, jam 3 pagi tuh disini suhunya duinginn buangett….jadinya males bangun buat sahur….tapi ngga papa lah…itung-itung ngabuburit. …eeehhhh, koq malah curhat?? Ngga papa kan pemirsa? Hehehe…. :)



Mugi, 7 Agustus 2012

6 comments:

  1. Yayasan Penerbangan TARIKU koq ga ada pak?

    ReplyDelete
  2. TARIKU memang ada pak, tetapi dia tidak terbang secara "reguler" ke Nduga, makanya tidak saya cantumkan. Selain Tariku ada Yajasi juga pak, tapi karena keduanya tidak terbang reguler jadi ya keduanya tidak saya cantumkan...

    ReplyDelete
  3. oh, begitu.

    sedikit tergelitik juga nih pak, bapak kan di tengah hutan papua, lantas gimana online ? terus terang sy tidak berharap bapak secepat ini dalam hitungan jam membalas komen saya, karena sy pikir tentu harus menunggu bapak ke kota besar dulu yang tersedia jaringan internet.

    anyway, ditunggu kehadiran postingan yang lainnya. trims

    ReplyDelete
  4. kalo lagi di hutan ya ngga bisa OL pak....tapi kalo saya lagi turun ke (kota) Wamena barulah saya bisa OL blogging, itupun harus ke warnet pak, jadi kalo saya bisa OL Blogging itu artinya saya lagi ngga dihutan pak...hehehe

    oya, kalo tidak salah sejak bulan november 2012 Tariku sudah membuka kantor perwakilannya di Wamena sehingga sekarang tarikupun sudah sering masuk Nduga....tapi, dilain pihak maskapai Qualita sementara ini berhenti beroperasi karena kabarnya pesawatnya kecelakaan dan mengalami kerusakan (ada juga yang bilang kalo pesawatnya jatuh), saya ngga tahu deh mana yang benar....

    (-sekedar update-)

    ReplyDelete
  5. Koreksi dok. AMA itu bukan perusahaan penerbangan milik misionaris asing, tetapi milik Gereja Katolik (dalam hal ini 5 Keuskupan / wilayah gereja katolik) di tanah Papua (termasuk Papua Barat).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik Kaka, terima kasih atas koreksi dan tambahan informasinya.... :)

      Delete