sekitarnya, termasuk ke Nduga. Maskapai-maskapai tersebut adalah:
1. MAF
(Mission Aviation Fellowship)
Merupakan maskapai penerbangan non
komersial milik lembaga missionaries asing. Maskapai ini terbang secara regular
(tetap) ke wilayah-wilayah di sekitar Wamena (meliputi Kab. Nduga, Yalimo,
Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yahukimo dan
daerah-daerah lainnya). Biasanya kalo kita berencana terbang menggunakan jasa
MAF, kita harus mengisi formulir permintaan penerbangan pada hari senin atau selasa
dan pihak MAF akan membacakan sket (jadwal penerbangan) melalui radio SSB pada
hari kamis. Berhubung banyaknya wilayah atau orang yang mengajukan permintaan
penerbangan, maka pihak MAF lalu akan mensortir permintaan tersebut, dan yang
mendapatkan flight dibacakan dalam
pembacaan sket tersebut. Jadwal yang dibacakan merupakan jadwal penerbangan
untuk satu minggu kedepan. Dari situlah kita bisa tahu apakah kita mendapatkan flight atau tidak. Jadwal ini juga bisa
dilihat melalui papan pengumuman yang ada didepan kantor MAF. Apabila kita
belum mendapatkan flight, kita bisa
mengajukan permintaan lagi…dan lagi…dan lagi…..begitu seterusnya.
Kadang sekali mengajukan permohonan bisa langsung dapat flight…tapi kadang juga sampe berbulan-bulan baru dapetnya.
Kadang sekali mengajukan permohonan bisa langsung dapat flight…tapi kadang juga sampe berbulan-bulan baru dapetnya.
MAF memiliki beberapa kantor di
Papua, dan masing-masing melayani penerbangan ke wilayah sekitarnya. Yang aku
tahu, MAF punya kantor di Sentani (Pusat), Wamena, Nabire, Timika….(aku ngga tau
apakah mereka juga punya kantor di Merauke atau nggak). Beberapa pesawat yang
dioperasikan oleh MAF wamena adalah : Caravan, Kodiak dan Cessna kecil.
Tarif tiket untuk Wamena – Mugi
adalah Rp. 380.000 (free bagasi 10
kg), sedangkan tarif kelebihan bagasi adalah Rp. 9.000 per kilo.
2. AMA
(Associated Mission
Aviation)
Maskapai ini merupakan maskapai milik Gereja Katolik di Tanah Papua. Tapi berbeda dengan MAF, AMA hanya melayani carter
pesawat dan juga penerbangan bersubsidi (bekerjasama alias disubsidi oleh Pemkab
daerah yang bersangkutan). Berhubung di Nduga belum ada penerbangan bersubsidi
maka untuk terbang ke Nduga AMA hanya melayani carter pesawat. Tarif carter
pesawat Caravan Wamena – Mugi (one way
flight) dengan lama penerbangan 25 – 35 menit (tergantung rute yang
diambil) adalah Rp. 21.500.000, sedangkan tarif untuk jenis Pilatus
adalah Rp. 16.000.000.
AMA Wamena memiliki pesawat jenis
Caravan dan Pilatus. Sebetulnya dulu mereka
juga memiliki pesawat jenis PAC, namun pesawat tersebut sudah jatuh sehingga kini
mereka hanya memiliki 2 jenis pesawat saja.
3. Susi
Air
Merupakan maskapai komersial milik
swasta murni. Pemilik maskapai ini adalah seorang pengusaha wanita asal
Pangandaran, Jawa Barat. Profilnya terkadang suka muncul di tivi, waktu itu sih
aku pernah lihat profilnya di acara “Zero
to Hero”-nya Metro TV. Yup, tidak lain dan tidak bukan beliau adalah Ibu
Susi Pudjiastuti.
Susi Air Wamena melayani Carter
pesawat dan juga penerbangan bersubsidi. Jenis pesawatnya adalah Caravan dan
Pilatus Porter. Tapi menurut salah seorang pilotnya Susi Air Juga melayani
carter Helicopter dan Pesawat Piaggio (yang terakhir ni eksklusive
punya….biasanya para pejabat daerah yang mencarternya, misalnya Bupati).
Tarif carter pesawat Caravan dari
Wamena ke Mugi (one way flight) adalah
29 juta, sedangkan Pilatus 20 juta…. (meni mahall
euyyy…)
4. Premi
Air
Ini juga merupakan maskapai milik
swasta. Hanya memiliki pesawat jenis caravan saja. Premi air hanya melayani
carteran, dan menurut kepala puskesmasku (yang emang serrriiinnnggg mencarter
pesawat), tarif carter Wamena-Mugi adalah sebesar 27 juta rupiah.
Tapi sejak setahun terakhir aku
udah ngga pernah lihat pesawat ini lagi. Selidik punya selidik…ada salah
seorang mantan pegawainya yang bilang kalo ternyata sekarang pesawatnya sudah
ditarik ke Kalimantan dan mereka bekerja sama
dengan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka disana. Aku ngga
tau pesawatnya disana untuk apa…mungkin untuk transport karyawan kah…untuk dropping barang kah atau untuk apa….yang
pasti berarti sekarang premi air udah ngga beroperasi lagi di Wamena…
5. Qualita
Maskapai ini merupakan maskapai
swasta pendatang baru di Wamena. Pesawat yang dioperasikan saat ini hanya satu
jenis saja, yaitu PAC. Qualita hanya melayani
carteran saja, dan untuk wilayah Nduga dia hanya melayani penerbangan ke
Kenyam, Mugi, Yigi dan Paro (berhubung hanya daerah tersebut yang landasannya
bisa didarati oleh pesawat jenis PAC).
Tarif carter Wamena-Mugi sekitar
25 juta rupiah.
6. Helli
Mission (Helli vida)
Awalnya bernama Helli Mission, dan
hanya melayani penerbangan untuk keperluan sosial kemanusiaan. Misalnya untuk
keperluan program kesehatan (carter), penjemputan pasien gawat atau lainnya.
Maskapai ini hanya mengoperasikan helicopter. Dan mereka hanya mau terbang ke
daerah-daerah yang tidak terjangkau dengan pesawat capung, misalnya karena medan yang terlalu sulit
atau karena tidak ada landasan di daerah tersebut.
Namun sekarang maskapai ini
berganti nama menjadi Helli Vida. Aku ngga tau alasan pasti kenapa mereka
merubah namanya, tapi denger-denger sih karena sekarang mereka melayani carter
dan bersifat lebih “open” dibanding
sebelumnya. Ngga tau deh ini bener apa ngga, karena berita yang aku dengar
sifatnya baru sebatas “kabar burung”
Akhirnya, selesei juga aku ngetik
tentang macam-macam pesawat capung dan maskapainya. Semoga tulisan ini bisa
memberikan manfaat buat para pembaca blog ini sekalian….khususnya buat
teman-teman dokter yang berminat untuk PTT di wilayah Pegunungan Tengah Papua…
Fiuuhhh….cape juga nih ngetiknya… Apalagi
selama puasa di Mugi ni aku ngga pernah sahurrr….coz, jam 3 pagi tuh disini
suhunya duinginn buangett….jadinya males bangun buat sahur….tapi ngga papa
lah…itung-itung ngabuburit. …eeehhhh,
koq malah curhat?? Ngga papa kan
pemirsa? Hehehe…. :)
Mugi, 7 Agustus 2012
Yayasan Penerbangan TARIKU koq ga ada pak?
ReplyDeleteTARIKU memang ada pak, tetapi dia tidak terbang secara "reguler" ke Nduga, makanya tidak saya cantumkan. Selain Tariku ada Yajasi juga pak, tapi karena keduanya tidak terbang reguler jadi ya keduanya tidak saya cantumkan...
ReplyDeleteoh, begitu.
ReplyDeletesedikit tergelitik juga nih pak, bapak kan di tengah hutan papua, lantas gimana online ? terus terang sy tidak berharap bapak secepat ini dalam hitungan jam membalas komen saya, karena sy pikir tentu harus menunggu bapak ke kota besar dulu yang tersedia jaringan internet.
anyway, ditunggu kehadiran postingan yang lainnya. trims
kalo lagi di hutan ya ngga bisa OL pak....tapi kalo saya lagi turun ke (kota) Wamena barulah saya bisa OL blogging, itupun harus ke warnet pak, jadi kalo saya bisa OL Blogging itu artinya saya lagi ngga dihutan pak...hehehe
ReplyDeleteoya, kalo tidak salah sejak bulan november 2012 Tariku sudah membuka kantor perwakilannya di Wamena sehingga sekarang tarikupun sudah sering masuk Nduga....tapi, dilain pihak maskapai Qualita sementara ini berhenti beroperasi karena kabarnya pesawatnya kecelakaan dan mengalami kerusakan (ada juga yang bilang kalo pesawatnya jatuh), saya ngga tahu deh mana yang benar....
(-sekedar update-)
Koreksi dok. AMA itu bukan perusahaan penerbangan milik misionaris asing, tetapi milik Gereja Katolik (dalam hal ini 5 Keuskupan / wilayah gereja katolik) di tanah Papua (termasuk Papua Barat).
ReplyDeleteBaik Kaka, terima kasih atas koreksi dan tambahan informasinya.... :)
Delete