running text

WELCOME TO MY BLOG...

Sunday, September 30, 2012

He...he...he...


Aku bingung waktu mau ngasih judul buat posting ini, jadi daripada pusing aku bikin saja judulnya jadi “he..he..he..”. Postingan ini memang berisi pengalaman unik, lucu dan menggelitik yang aku dapat dari anak-anak dan juga orang-orang disini. Seperti yang kita tahu, di Mugi ini tidak ada akses darat untuk ke kota dan lokasinya memang sangat terpencil. Pertama aku datang sekolah SD pun muridnya baru sampai kelas 4 saja. Jadi mereka memang hidup dalam kondisi terisolir dan hanya sedikit saja informasi dari luar yang mereka tahu.

Sebagian orang-orang disini memang banyak yang sudah pernah ke kota, baik ke Wamena maupun Jayapura, tapi banyak juga yang belum pernah ke kota sama sekali….terutama para ibu-ibu dan anak-anak. Jadi apa yang mereka tahu sebatas apa yang mereka lihat di sekitarnya saja….atau juga “katanya” orang-orang yang sudah pernah ke kota. Keterbatasan pengetahuan mereka terkadang mengundang kelucuan tersendiri….

Thursday, September 27, 2012

Akhirnya aku punya tetangga

Puskesmas baru (kiri) - rumah dinas paramedis - rumah dinas dokter
Rumah dinasku sebetulnya merupakan komplek Puskesmas. Jadi Lokasi rumah dinasku tuh dekat dengan bangunan Puskesmas baru. Disamping itu, disebelah rumahku juga terdapat bangunan rumah dinas untuk paramedis. Tapi karena satu dan lain hal, kedua bangunan tersebut (Puskesmas baru dan Rumah paramedis) kosong, tidak ada penghuninya. Kalo Puskesmas baru karena dianggap belum beres maka kapusku belum mau menggunakannya. Sedangkan rumah dinas paramedis menjadi kosong karena memang belum ada tenaga paramedisnya. Akhirnya praktis selama ini aku tinggal dikompleks Puskesmas sendirian…ngga ada tetangganya. Tetangga terdekat jaraknya ratusan meter, itupun hanya honai satu-satu….pokoknya sepi banget deh….dan lumayan agak serem sih kalo dibayangkan. Bayangkan saja, dibelakang rumahku tuh masih hutan,

Sunday, September 23, 2012

Arrggghh!! Susahnya mau ngerujuk pasien…


Sulitnya transportasi membuat segala sesuatunya jadi lebih susah. Termasuk juga ketika kita mau ngerujuk pasien. Padahal kalo yang namanya pasien sampe dirujuk…itu berarti pasien tersebut sakitnya sudah terlalu berat dan tidak bisa ditangani di Puskesmas. Dan terkadang juga butuh “dalam tempo yang secepatnya” untuk bisa mengirim pasien jika pasien tersebut berada pada level emergency. Namun apa daya, karena namanya juga di pedalaman dan transportnya hanya bisa memakai pesawat….jadi aja proses rujukan juga jadi susah….kadang sampe tertunda beberapa hari, beberapa minggu…..atau kadang pasiennya  udah keburu meninggal,

Thursday, September 20, 2012

My Own Solar Cell, Finally!


Seperti yang udah aku gambarkan di postingku terdahulu….di Mugi itu tidak ada listrik PLN dan juga Sinyal hape. Jadi mau tidak mau kita harus puas bergelap-gelap ria disini. Gelap karena tanpa lampu….juga gelap karena ngga tau berita-berita yang terjadi diluar sana, karena ngga bisa liat tivi ataupun berkomunikasi pake hape….

Tuesday, September 18, 2012

Mengenal Pesawat Capung.....(part 2)


 Tulisan ini merupakan kelanjutan dari Mengenal Pesawat Capung


Pesawat capung milik AMA

Ok, setelah kita berkenalan dengan pesawatnya sekarang mari kita berkenalan dengan perusahaan penerbangan alias maskapai yang mengoperasikan pesawat-pesawat tersebut. Maskapai-maskapai ini memiliki kantor di Wamena dan melayani penerbangan ke wilayah
sekitarnya, termasuk ke Nduga. Maskapai-maskapai tersebut adalah:



1.      MAF (Mission Aviation Fellowship)
Merupakan maskapai penerbangan non komersial milik lembaga missionaries asing. Maskapai ini terbang secara regular (tetap) ke wilayah-wilayah di sekitar Wamena (meliputi Kab. Nduga, Yalimo, Mamberamo Tengah, Mamberamo Raya, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yahukimo dan daerah-daerah lainnya). Biasanya kalo kita berencana terbang menggunakan jasa MAF, kita harus mengisi formulir permintaan penerbangan pada hari senin atau selasa dan pihak MAF akan membacakan sket (jadwal penerbangan) melalui radio SSB pada hari kamis. Berhubung banyaknya wilayah atau orang yang mengajukan permintaan penerbangan, maka pihak MAF lalu akan mensortir permintaan tersebut, dan yang mendapatkan flight dibacakan dalam pembacaan sket tersebut. Jadwal yang dibacakan merupakan jadwal penerbangan untuk satu minggu kedepan. Dari situlah kita bisa tahu apakah kita mendapatkan flight atau tidak. Jadwal ini juga bisa dilihat melalui papan pengumuman yang ada didepan kantor MAF. Apabila kita belum mendapatkan flight, kita bisa mengajukan permintaan lagi…dan lagi…dan lagi…..begitu seterusnya.

Monday, September 10, 2012

Mengenal Pesawat Capung

Karena tidak memiliki akses jalan darat, maka otomatis pesawat kecil adalah satu-satunya alat transportasi dari Wamena menuju daerah Nduga. Pesawat kecil atau yang di Jakarta orang biasa sebut dengan istilah pesawat capung, ternyata beragam jenisnya. Saking seringnya naik pesawat capung, aku sampai lumayan hapal sama macam-macam jenis pesawat mungil ini…. :)


Dulu, sebelum aku datang ke Papua….aku beranggapan bahwa twin otter lah pesawat terkecil yang biasa digunakan untuk mengangkut penumpang. Ternyata sekarang setelah aku bertugas di Mugi, bahkan twin otter terlalu besar untuk mendarat disini!! Jadi otomatis harus naik pesawat-pesawat yang ukurannya lebih kecil lagi agar bisa mendarat di landasan yang berukuran relatif pendek. Selain itu, pesawat kecil juga bisa lebih lincah “menari-nari”