running text

WELCOME TO MY BLOG...

Saturday, July 28, 2012

Ini Pesawat Bung....Kau Pikir Angkottt??!!



Menunggu……memang merupakan hal yang paling mengesalkan. Apalagi jika menunggu tanpa ada kepastian yang jelas…..mmmm dah pasti sangat menjengkelkan dan terkadang bikin frustrasi…seperti juga pada kejadian yang pernah kami alami beberapa waktu silam…

Kejadian ini berlangsung pada bulan juni 2011, tepatnya beberapa hari setelah Pilkada Bupati Kabupaten Nduga. Beberapa minggu sebelum pilkada, banyak masyarakat yang berada di Kota (Wamena) yang datang berbondong-bondong ke kampung masing-masing, tidak terkecuali juga masyarakat di Darakma (nama lain dari Mugi). Mereka datang menggunakan pesawat carteran dari kandidat bupati maupun dengan cara berjalan kaki selama berhari-hari menyusuri hutan dan gunung-gunung……yup!!! Jalan kaki bung!!!

The Beauty Of Papua


tradisi bakar batu
Papua itu kaya….yup, Papua itu memang kaya banget….kaya akan sumber daya alamnya, kaya akan keanekaragaman hayatinya, kaya akan budayanya dan kaya akan keindahan alamnya. Kalo soal Sumber daya alamnya, kita bisa bicara tentang Freeport dengan site Grasberg-nya yang merupakan tambang emas terbesar di dunia…saya pernah baca sebuah artikel yang bilang kalo dari Rp 120 ton produksi emas RI pertahun,  Rp 100 tonnya dihasilkan dari produksi emasnya PT Freeport…Luar biasa kayanya kan?? (tapi sayang, kekayaan ini kurang bisa dinikmati oleh masyarakat Papua dan Indonesia pada umumnya coz kebanyakan Freeportlah (perusahaan asing asal Amerika) yang menikmati hasilnya). Selain emas, pulau Papua juga kaya akan produksi gas alamnya….cobalah tengok Ladang Gas Tangguh yang ada di Teluk Bintuni, Papua Barat. Produksi gas di Tangguh merupakan yang terbesar di Indonesia (lebih besar dibanding Badak di Bontang Kaltim, Arun di Aceh maupun dari Natuna) --> and again... asing lagi - asing lagi..., tepatnya oleh BP (British Petroleum). Dan mungkin masih banyak lagi potensi kekayaan alam lainnya yang masih belum tergali di tanah ini…. (Tapi jangan dihabiskan ya, jangan juga di kasih ke asing teruuss….ingat anak-cucu …. :) )

Friday, July 27, 2012

Notinggen.....pasien idolaku.....


Bicara soal pasien tindakan, ada satu orang pasien yang jadi idolaku…..Notinggen namanya. Dia masih anak2, umurnya baru sekitar lima tahunan….tapi dia hebat banget menurutku.

Ceritanya waktu itu hari sudah sore dan aku lagi istirahat dirumah. Diluar suasana sedang hujan dan kabut lumayan tebal….pokoknya aku lagi pewe tiduran dikamar di dalam sleeping bagku. Namun tiba2 ada yang mengetuk pintu rumahku….dengan langkah malas, aku berjalan keluar kamar dan membuka pintu depan. Rupanya ada seorang laki2 disitu… (tau wajah tapi ngga tau namanya)

Laki-laki             : ”Pa dok bisa ke Puskesmas kah… ada pasien..”
Aku                    : “Pasien apakah?”
Laki-laki             : “Anak-anak, dokter….dia punya tangan potong…

Tentang Puskesmasku


salah satu kegiatan di Puskesmasku
Puskesmas sejatinya adalah singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat. Tapi dikalangan para pegawainya kadang juga diplesetkan jadi “PUSing…KESeleo…dan MASuk angin…” :D. Sebetulnya plesetan ini berangkat dari betapa monoton dan kurang variatifnya pasien-pasien yang datang ke Puskesmas, yang dianggap tidak jauh-jauh dari 3 keluhan tersebut…(walaupun sebenarnya jauuhhh lebih variatif dari 3 hal itu…)

Begitu juga pasien-pasien di Puskesmasku….cenderung monoton. Kebanyakan pasien-pasien disini penyakitnya lebih karena faktor lingkungan dan kebiasaan hidupnya, yaitu karena sering kerja fisik yang berat, naik-turun gunung dengan membawa beban hingga mencapai puluhan kilogram, karena tinggal dihonai yang kurang ventilasi dan pengap oleh asap, karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri dan lingkungan maupun kebiasaan hidup sehat lainnya. Juga karena kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan sumber-sumber makanan bergizi (karena faktor terisolir, kemiskinan, kurang variatifnya jenis tanaman pangan yang ditanam serta faktor lainnya yang lumayan kompleks).

Makanya mayoritas penyakitnyapun tak jauh dari faktor-faktor diatas. Kalo anak-anak sakitnya kebanyakan batuk-pilek, diare, demam, penyakit kulit serta gizi kurang. Kalo pasien dewasa keluhannya ya paling batuk pilek, nyeri-nyeri dibadan atau persendian, penyakit kulit dan sedikit pasien dengan keluhan malaria. Selama bertugas di Mugi, aku ngga pernah meriksa pasien hamil ataupun menolong persalinan. Karena budaya dimasyarakatku tuh masih kuat….selain karena malu, mereka juga merasa tabu untuk memeriksakan kehamilannya atau ditolong persalinannya oleh dokter laki-laki. Jadi mereka lebih memilih untuk memeriksakannya ke mama Kristina, seorang dukun bayi terlatih yang juga merupakan salah seorang kader di Puskesmasku. Kalo misalnya mama Kristina sedang turun ke kota, tetap aja mereka tidak akan datang sama aku, melainkan memilih untuk ditolong oleh orang-orang tua… lain ceritanya kalo dokternya adalah dokter perempuan, maka mereka tidak akan segan untuk datang. Seperti yang pernah dialami temanku dr Dina Asmuruf….dia pernah membantu beberapa kali persalinan sewaktu di Kenyam.



pasien-pasien di Puskesmas
Walaupun aku suka dengan anak-anak….tapi jujur aja aku bosen dapet pasien anak disini (sehari-hari pasien yang kulayani kebanyakan adalah pasien anak (60 - 80 persen) dan sedikit pasien ibu-ibu serta pasien dewasa lainnya.), apalagi kalo sakitnya batuk-pilek atau sakit non tindakan lainnya….bikin puyer lagi deh. Coba bayangin kalo dalam sehari ada 20-25 pasien anak….berarti bisa-bisa 20 – 25 kali pula kita bikin puyernya. Apalagi karena di Puskesmas aku seringnya kerja sendirian….jadi kerjanya tuh one man for all position gitu…

EXTREME KULINER

 Mungkin aku agak gemblung kali ya, tapi aku emang orangnya senang mengexplore sesuatu… kalo aku datang di suatu tempat, aku inginnya mengetahui atau mencoba sebanyak mungkin hal-hal yang ada didaerah tersebut… Rasanya kurang puas kalo kita datang ke satu tempat dan kita hanya berdiam saja tanpa mengexplore segala sesuatunya, baik itu daerahnya, masyarakatnya, budayanya maupun kulinernya. Apalagi ketika kita berada disuatu tempat yang mungkin hanya once in a lifetime kita datanginnya seperti dipedalaman Papua ini. Berapa besar kemungkinan dalam hidup kita untuk setidaknya sekali saja datang ke pedalaman Papua?? Belum tentu satu kali seumur hidup bukan?? Itulah yang ada dalam pikiranku….makanya mumpung ada disini, ayo kita jadi Dora the Explorer….hehehe…

Monday, July 23, 2012

Susahnya hidup di pedalaman....



Mugi dari udara
Namanya juga bertugas dipedalaman, pastinya kehidupannya pun akan berbeda dengan dikota….sangat-sangat berbeda !!. Apalagi ini adalah pedalaman di Papua, yang notabene merupakan provinsi paling timur dan paling jauh dari ibukota dan memang masih sangat tertinggal. Yang pasti, kondisinya memang sangat memprihatinkan….jauh lebih tertinggal, bahkan dari kampung-kampung yang paling ndeso sekalipun yang ada di wilayah pulau jawa.

SURVIVOR.....merekalah juaranya...

People Of Mugi

 Adaptasi….merupakan salah satu anugrah terbesar yang diberikan Tuhan kepada mahlukNya. Dan manusia adalah salah satu makhluk dengan kemampuan beradaptasi terbaik. Yup! Hanya dengan beradaptasilah kita mampu bertahan dalam kehidupan…..adaptasi dalam pekerjaan, adaptasi dengan masalah, beradaptasi dengan lingkungan yang baru  …dan adaptasi dalam berbagai bidang kehidupan lainnya….

Begitu juga dengan masyarakat di Mugi dan masyarakat dipedalaman Papua lainnya. Kondisi alam dengan medan yang berat….dilingkungan pegunungan…