Menunggu……memang merupakan hal yang paling
mengesalkan. Apalagi jika menunggu tanpa ada kepastian yang jelas…..mmmm dah
pasti sangat menjengkelkan dan terkadang bikin frustrasi…seperti juga pada
kejadian yang pernah kami alami beberapa waktu silam…
Kejadian ini berlangsung pada bulan juni
2011, tepatnya beberapa hari setelah Pilkada Bupati Kabupaten Nduga. Beberapa
minggu sebelum pilkada, banyak masyarakat yang berada di Kota (Wamena) yang
datang berbondong-bondong ke kampung masing-masing, tidak terkecuali juga
masyarakat di Darakma (nama lain dari Mugi). Mereka datang menggunakan pesawat
carteran dari kandidat bupati maupun dengan cara berjalan kaki selama
berhari-hari menyusuri hutan dan gunung-gunung……yup!!! Jalan kaki bung!!!
Biasanya membutuhkan waktu 3 hari perjalanan dari danau Habema (perbatasan wamena-nduga) hingga sampai di darakma….dari wamena ke habemanya sendiri biasanya mereka menggunakan mobil strada yang dicarter seharga 3 juta, dan kemudian strada ini bisa dinaiki beramai-ramai (bisa sampai 12-15 orang)….
Biasanya membutuhkan waktu 3 hari perjalanan dari danau Habema (perbatasan wamena-nduga) hingga sampai di darakma….dari wamena ke habemanya sendiri biasanya mereka menggunakan mobil strada yang dicarter seharga 3 juta, dan kemudian strada ini bisa dinaiki beramai-ramai (bisa sampai 12-15 orang)….
Setelah serangkaian upacara adat dan bakar
batu, pemilukadapun diselenggarakan. Alhamdulillah pemilunya sendiri berjalan
lancar. Sebetulnya hal ini agak diluar perkiraan karena sebelumnya banyak yang
memperkirakan pilkadanya akan rusuh, apalagi dengan sifat orang Nduga yang
memang terkenal keras dan tidak mau kalah. Teman2 dokter ataupun guru banyak
juga yang waktu pilkada memilih untuk tidak berada di pos karena mereka takut
pilkada akan rusuh. Sedangkan waktu itu aku malah nekat berangkat ke tempat
tugas…..sebetulnya alasannya karena aku penasaran sih…..seperti apa sih pilkada
di dipedalaman Papua itu, kan masyarakatnya banyak yang masih buta
huruf…..apalagi karena ini adalah pilkada pertamakali di Kabupaten Nduga
setelah dimekarkan pada tahun 2008, pastinya akan unik dan berbeda dibanding
pilkada ditempat lain…begitu pikirku waktu itu….
Babi untuk bakar batu |
Dan perkiraanku ternyata tidak salah…
rangkaian pilkadanya sendiri memang menarik. Aku sempat menyaksikan kampanye dari salah satu kandidat bupati. Masyarakat banyak yang datang dari sekitar maupun dari gunung2 yang agak jauh. Dan mereka datangnya tidak dengan cara biasa, melainkan dengan cara melakukan tarian secara berkelompok dan teriak2 juga…pokoknya unik deh…. Dan satu hari sebelum hari pencoblosan diadakan acara bakar batu. Masing2 tim sukses dan pendukungnya datang dan menyumbangkan babi, ubi maupun kayu bakar. Dan mereka pun melakukan tari2an dan berlari bolak-balik sepanjang lapangan yang merupakan sebuah landasan pesawat. Dan karena tertarik, akupun ikut bergabung dan sempat ikut menari2 juga barengan mereka….pokoknya enjoy aja deh…. :)
goyang dombret bareng masyarakat... :) |
Tiba saatnya hari pencoblosan. Masyarakat dari berbagai wilayah Distrik Mugi termasuk yang ada dibalik gunung datang semua….dan Mugipun jadi jauh lebih ramai dibanding biasanya. Karena di Mugi terdapat 4 Desa, maka Masyarakatpun dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan asal Desanya masing-masing. Banyak diantara mereka yang datang hanya menggunakan koteka dan riasan-riasan wajah yang sekilas terlihat seram namun kalo menurutku sih unik banget…. Kemudian panitia dimasing2 TPS menjelaskan mekanisme pemungutan suara dan masyarakatpun menyumbangkan suara mereka satu-persatu hingga selesai.
pilkada di Mugi |
(mungkin nanti aku akan bikin tulisan khusus tentang cerita pilkada ini, semoga bisa segera terealisasi…)
Singkat cerita, hari pencoblosanpun usai.
Kini masyarakat mulai bersiap-siap meninggalkan kampung untuk kembali ke kota
(Wamena), termasuk juga masyarakat yang ada di distrikku. Pilihan transportnya
hanya ada satu, yaitu pesawat kecil maka merekapun menunggu datangnya pesawat
tanpa jadwal yang pasti…bisa besok, bisa minggu depan atau bahkan bisa saja
tidak ada penerbangan dalam bulan tersebut…..pokoknya tidak pasti, karena
memang tidak ada jadwal penerbangan regular. Paling hanya berharap ada pesawat
carteran menuju Mugi ataupun pesawat MAF yang terbang ke Mugi.
Kebetulan waktu itu akupun berencana keluar
dari Mugi menuju Wamena. Karena aku sudah cukup lama di pos, persediaan bama
(bahan makanan) udah menipis. Sama seperti mereka, akupun udah ngga sabaran
nunggu pesawat……(sindrom orang gunung)…hehehehe….
Keesokan harinya memang ada dua buah pesawat
yang datang, jenis pilatus porter yang berkapasitas 7 orang penumpang. Tapi
kedua pesawat ini adalah pesawat carteran menuju ke Kenyam (ibukota Nduga).
Pesawat pertama bertujuan mengantarkan kotak suara beserta panitia pemungutan
suara untuk melakukan pengumpulan dan penghitungan suara di Kenyam. Sedangkan
pesawat kedua merupakan carteran kandidat bupati untuk tim suksesnya, guna
mengawal proses rekapitulasi suara tingkat kabupaten di Kenyam. Aku dan
penumpang lain jelas tidak bisa naik kedua pesawat tersebut….terpaksalah harus
menunggu pesawat yang lain….
Hari demi hari menunggu, pesawat tak kunjung
datang…persediaan bamaku pun semakin menipis. Jelas aku semakin cemas karena
takutnya bamaku tidak mencukupi. Terpaksalah aku hemat-hemat makannya….plus
menunya aku campur dengan ipere (ubi) atau keladi (talas) biar bisa hemat tapi
tetep kenyang…
Kurang lebih setelah sepuluh hari, saat itu
aku sedang berada dirumah seorang guru (mama ezra dan suami), kebetulan mereka
berencana keluar dari mugi juga. Disaat kami sudah mulai hopeless dan tidak
berharap akan datangnya pesawat…..Tiba-tiba…….”nggeennggg…” dari kejauhan
terdengar suara pesawat….betul-betul kami tidak menduga!! Apalagi waktu itu
adalah hari libur keagamaan (tapi kalo dikampung mah ngga ngaruh…hehe)
jadi kami menduga penerbangan juga libur…..Ternyata tidak!! (Belakangan
diketahui bahwa Maskapai AMA dan MAF yang merupakan maskapai milik lembaga
missionaries memang libur…tapi maskapai komersial seperti Premi air dan Susi
air tidak, dan pesawat yang datang adalah dari Premi air).
Ahh, bergegaslah aku menuju lapangan dan
disana sudah banyak orang2 yang memang sudah lama menunggu pesawat. Aku
bergegas berlari ke rumah yang jaraknya sekitar 250 meter, dan pesawatpun tak
lama kemudian mendarat. Sementara pesawat menurunkan barang muatannya, dirumah
segera saja aku berkemas, drum yang penuh air aku buang airnya lalu drumnya aku
masukkan ke dalam rumah…..nasi dibelanga aku buang, masakan diwajan aku
buang…..pokoknya gerak cepat! Dan aku tinggalkan wajan,belanga dan piring yang
kotor didapur tanpa mencucinya….(mana sempett!!!).
Selesai berkemas dan mengunci pintu, akupun
bergegas lari keatas landasan menuju pesawat. Rupanya aku sedikit terlambat,
karena para penumpang sudah naik diatas pesawat…..ahh, aku terlambat…pikirku
dalam hati………Tapi untungnya, ternyata pak Tatolus Gwijangge (kepala sekolah SD
di Mugi) sudah mempersiapkan satu kursi khusus buat aku…..waaahhh beruntung
banget!!! Bayangin aja, pesawat ini hanya memasang 6 kursi dari biasanya 9
kursi, banyak masyarakat yang berebut ingin naik dan mereka udah nunggu
lama….ditambah lagi aku terlambat naik….tapi untungnya, pak tatolus yang udah
tau aku mau keluar dari mugi menyiapkan satu kursi dibarisan depan khusus buat
aku, dan syukurnya masyarakatpun tidak ada yang mengganggu gugat!!! ….emang
kalo udah rejeki gak akan lari kemana….. :)
Tapi rupanya dibangku belakang terjadi
sedikit keributan. Pesawat ini hanya memasang 6 kursi dari biasanya 9 kursi
untuk penumpang karena sisanya dicopot agar bisa memuat barang….dan masyarakat
berebut untuk naik, bahkan aku lihat ada yang menghardik, mengusir dan berusaha
untuk merebut kursi yang sudah diduduki……pokoknya situasinya lumayan kacau…
Kejadian ini berlangsung cukup lama dan
orang2 tua sudah berusaha untuk menertibkan, namun tidak berhasil….sampai2
pilot yang sudah siap dikokpit pun sampai turun lagi dari pesawat…dan dia
bilang pesawat tidak akan berangkat sampai penumpang yang tidak punya kursi
turun dari pesawat. Tapi dasar emang ndableg….tu penumpang tetep aja duduk
jongkok didalam kabin pesawat. Aku lihat di belakang beberapa penumpang duduk
jongkok dan berdesak2an, dan lucunya…..mereka pasang tampang bego biarpun pilot
udah ngomong begitu….
Dalam hati aku tertawa geli dan sungguh lucu
melihat kejadian ini….”Lu pikir ini angkot apa?? pake duduk jongkok dan desak-desakan
dibelakang……ini pesawat bung!!”
Aku yang duduk dibarisan depan coba
memberitahu pilot yang ada disamping pintu depan pesawat….
Aku : “Mister pilot, maybe you can tell to
the people and show a little anger, because sometime they won’t listen to
anyone except to the pilot….” (dengan bahasa inggris yang rada belepotan…. J)
Pilot : “Oh, nevermind….let my assistant take
care of this… (pilot ini kebetulan terbang dengan membawa satu orang asisten
orang Indonesia)…or
maybe you can help me to tell to the people??”
Aku :”Yes I can help you….what do you want
me to say?”
Pilot : “Just tell them, if the weather is
good, maybe I’ll back to darakma (mugi) because there’s cargo in wamena that I
have to delivered here”
Aku :”Oh….ok!”
Lalu dari pintu depan pesawat akupun
berteriak ke masyarakat yang ada di pinggir landasan….
“Pilot bilang, kalo cuaca baik dia akan
kembali ke darakma (mugi), karena masih ada barang di wamena yang mau diantar
kesini. Jadi tolong masyarakat yang tidak punya kursi supaya turun….karena
semakin cepat pilot terbang semakin cepat pula dia nanti kembali kesini.”
Rupanya masyarakat mendengar dan cukup
memahami apa yang aku teriakkan. Tak lama kemudian Tete (kakek) Gideon, salah
satu tetua dan pendeta setempat naik ke pesawat dan menyuruh orang-orang
dikabin…(yang duduk jongkok dan berdesak-desakkan itu)….untuk turun. Dan
alhamdulillah kali ini merekapun menurut dan bersedia untuk turun dari
pesawat…
Tak berapa lama pesawatpun terbang dan
alhamdulillah bisa mengantarkan kami ke wamena dengan selamat. Fiuhh, akhirnya
bisa juga keluar.…
#)
Belakangan dari mama ezra aku ketahui bahwa ternyata pesawat itu tidak kembali
ke mugi pada hari itu…padahal cuaca pada sepanjang hari itu cukup cerah… mama
ezra dan banyak calon penumpang lain hari itu menunggu pesawat tersebut
seharian….tapi ternyata pesawat tidak datang…. (waaahhh….pilotnya bo’ong nih,
aku jadi merasa bersalah gara2 hal ini :( )
#)
Wajan, piring dan belanga kotor yang aku tinggal didapur ternyata ada yang
mencucikan, yaitu keluarga kepala puskesmasku…..jadi pas aku balik lagi ke Mugi
barang-barang tersebut sudah tersimpan rapi dan dalam keadaan bersih di
dapur….ahh, senangnya… :) )
ISTILAH :
Pos :
istilah untuk tempat tugas kita. Berangkat ke pos = berangkat ke tempat tugas
Distrik :
kecamatan
Darakma :
nama lain untuk Distrik Mugi, terutama digunakan dalam komunikasi radio dan
penerbangan.
Maskapai : Perusahaan penerbangan. Ada beberapa maskapai yang melayani
penerbangan di Nduga. Yaitu MAF (Mission Aviation Fellowship), AMA (Associated
Mission Aviation), Helli mission (khusus helicopter), Susi air, Premi air dan pendatang
baru: Qualita (sejak tahun 2011).
Strada : Istilah untuk mobil
double cabin berpenggerak 4 roda (4
WD) yang biasa digunakan sebagai mobil angkutan antar kota dari wamena ke kabupaten-kabupaten
disekitarnya. Karena mobil yang paling banyak digunakan dan paling populer
adalah Mitsubishi Strada maka jadilah
istilah ini menjadi populer. Biarpun mobilnya adalah Ford Ranger atau Toyota Hilux,
tetep aja masyarakat menyebutnya dengan nama strada… :lol
Ceritanya seruuuuu!!!!
ReplyDeleteMakasih Mba Evia..
Deletedulu waktu ngalaminnya mah ada rasa dongkol + deg-degan juga..... tapi sekarang mah cuma senyum-senyum aja kalo inget pengalaman ini....hehehe